Workshop Hari Gizi Nasional ke-59 Tahun 2019
Pembangunan kesehatan menjadi investasi utama untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, oleh karena itu pemenuhan gizi merupakan salah satu upaya untuk menciptakan generasi yang sehat di masa depan. Saat ini masalah kekurangan gizi di Indonesia masih cukup tinggi baik masalah underweight, stunting maupun wasting serta masalah kegemukan yang juga mulai meningkat. Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis, yang mengakibatkan gagal tumbuh, gagal kognitif dan gangguan metabolisme sehingga akan menurunkan kualitas hidup generasi mendatang dan menjadi beban bagi negara. Kekurangan zat gizi ini terjadi sejak bayi dalam kandungan bahkan sebelum terjadi kehamilan hingga usia dua tahun, sehingga intervensi pada masa ini merupakan hal yang tidak boleh diabaikan. Pendekatan intervensi gizi pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi sangatlah penting dan seyogyanya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas seseorang.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 diperoleh penurunan angka stunting sebesar 6,4% yaitu menjadi 30,8%. Walaupun menunjukkan kecenderungan penurunan, namun masalah stunting masih merupakan masalah gizi secara nasional karena masih di atas batas ambang masalah kesehatan masyarakat (20%). Upaya perbaikan gizi masyarakat, termasuk stunting harus didukung oleh berbagai komponen masyarakat karena gizi di Indonesia bukan hanya masalah kesehatan masyarakat tetapi menyangkut pembangunan bangsa.
Selain masih dihadapkan pada masalah stunting, secara mengejutkan prevalensi anemia meningkat sebesar 11,8% pada ibu hamil menjadi 48,9% berdasarkan hasil Riskesdas 2018. Angka ini menunjukkan 1 dari 2 ibu hamil di Indonesia mengalami anemia yang akan berdampak pada meningkatnya bayi-bayi yang lahir dengan berat dan panjang lahir rendah. Memperhatikan hal ini maka perlu dilakukan berbagai upaya sejak dini untuk mencegah kembali meningkatnya prevalensi stunting di masa yang akan datang.
Tema Hari Gizi Nasional 2015-2019 adalah “Membangun Gizi Menuju Bangsa Sehat Berprestasi” dan pada Hari Gizi Nasional ke-59 tahun 2019 mengangkat sub tema “Keluarga Sadar Gizi, Indonesia Sehat dan Produktif” dengan Slogan “Gizi Seimbang, Prestasi Gemilang”.
Sesuai dengan tema tersebut, maka HGN ke-59 tahun 2019 adalah tentang bekerja bersama-sama dalam upaya perbaikan gizi masyarakat khususnya pencegahan stunting. Dalam melaksanakan tugas, peran dan tanggungjawab untuk mendukung terwujudnya keluarga sehat bebas stunting, maka perlu koordinasi antar sektor dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, Masyarakat Umum, dan lainnya. Agar penurunan prevalensi stunting dapat dipercepat dan dapat terjadi secara merata di seluruh wilayah Indonesia maka pelaksanaannya menggunakan lima pilar penting penanganan stunting yaitu komitmen, kampanye, konvergensi program, akses pangan bergizi dan monitoring progam.
Upaya tersebut di atas agar memperhatikan sistem pangan global yang dapat berkontribusi secara signifikan terhadap munculnya berbagai permasalahan gizi di Indonesia. Untuk itu Indonesia perlu menerapkan pola diet gizi seimbang yang benar dan lebih sehat untuk mencapai tujuan untuk ketahanan pangan, kesehatan, pembangunan pertanian, dan lingkungan secara terpadu. Upaya ini merupakan langkah penting yang akan mendukung pencapaian SDGs nomor 2 yaitu mengakhiri kelaparan dan berbagai permasalahan gizi dan mempertimbangkan Persetujuan Paris tahun 2015 tentang perubahan iklim yang berdampak pada ketersediaan pangan dunia.
Pada peringatan Hari Gizi Nasional ke-59 tahun 2019, diselenggarakan serangkaian kegiatan, antara lain kampanye stunting dan workshop yang telah dilaksanakan pada hari Kamis sampai Sabtu, 24-26 Januari 2019, bertempat di Hotel Kartika Chandra, Jakarta Selatan dan Auditorium Siwabessy, Gedung Prof. dr. Sujudi, Kementerian Kesehatan RI, dengan peserta dari pusat yang berjumlah 358 orang berasal dari Kementerian/ Lembaga, Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi, Organisasi Kemasyarakatan, Sektor Swasta serta peserta dari daerah yang berjumlah 102 orang (perwakilan 3 orang dari 34 Provinsi, terdiri dari Dinas Kesehatan, PERSAGI dan Poltekkes Jurusan Gizi). Peringatan HGN bertujuan untuk menyebarluaskan informasi gizi terkini serta menyadarkan betapa pentingnya gizi dan produksi pangan berkelanjutan dalam mencukupi kebutuhan dan mewujudkan kesehatan masyarakat.