Pengabdian kepada Masyarakat: Edukasi Pra Ramadan Bagi Penyandang Diabetes Mellitus

Puasa Ramadan diwajibkan bagi seluruh umat muslim dan menjadi salah satu rukun Islam. Puasa umumnya tidak menimbulkan masalah kesehatan.

Namun, pada penderita Diabetes Mellitus, puasa yang tidak diimbangi dengan rutin kontrol glukosa darah, konsumsi obat, pengaturan makan dan aktivitas fisik yang tepat, dapat menimbulkan risiko yang dapat mengganggu puasa.

Hal tersebut mendorong tim pengabdi dari Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Semarang, berkolaborasi dengan tim UPTD Puskesmas Tlogosari Wetan Semarang, melakukan edukasi gizi melalui pengaturan makan selama puasa Ramadan bagi peserta prolanis.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan kegiatan pengabdian dengan skema Program Kemitraan Masyarakat dari Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Semarang yang dikoordinir oleh Meirina Dwi Larasati, SST, M.Gizi; Mohammad Jaelani, M.Kes; dan Dian Luthfita Prasetya Muninggar, S.Gz, M.Sc; dibantu oleh tim pengabdi mahasiswa Program Studi Gizi Program Diploma III.

Ketua Tim Pengabdi Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Semarang, Meirina Dwi Larasati mengatakan, kegiatan edukasi dilaksanakan pada 15 Februari dan 7 Maret 2024 lalu, kepada peserta Prolanis di UPTD Puskesmas Tlogosari Wetan Semarang.

“Beberapa kebiasaan buruk yang dilakukan selama puasa Ramadan antara lain ‘balas dendam’ dengan porsi makan besar saat berbuka puasa dan cenderung memilih makanan manis saat berbuka puasa. Hal inilah yang dikhawatirkan berpotensi menimbulkan risiko bagi penderita diabet,” katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, penting dilakukan bagaimana melakukan pengaturan makan selama puasa, untuk menghindari terjadinya kenaikan gula darah maupun penurunan gula darah secara drastis selama menjalankan ibadah puasa Ramadan.

“Pengaturan makan dapat dilakukan dengan memenuhi prinsip-prinsip pengaturan makan saat berbuka puasa, sahur dan pemilihan makanan yang disesuaikan dengan kondisi DM,” ujarnya.

Pada akhir kegiatan edukasi, tim pengabdi membagikan booklet kepada para peserta sebagai bekal untuk persiapan pengaturan makan selama berpuasa Ramadan. Kegiatan dilanjutkan dengan monitoring atas keluhan dan risiko komplikasi yang terjadi pada penderita DM selama puasa Ramadan.

Monitoring terjadinya hipoglikemi atau gula darah turun dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kadar gula darah pada 2 jam sebelum berbuka puasa.

Salah satu peserta prolanis, Ratih menyatakan pendampingan ini sangat membantu dan bermanfaat dalam kontrol gula darah agar dapat waspada selama berpuasa.

 

SUMBER: METROSEMARANG.COM

Mungkin Anda juga menyukai